Selasa, 02 Agustus 2016

teknik relaksasi nafas dalam

contoh karya tulis saya saat praktek kerja industri.



MELATIH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM  DI RUANG ARIMBI RUMAH SAKIT TK III 04.06.01 WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO


Diajukan untuk melengkapi nilai akhir kegiatan
Praktik Kerja Industri (Prakerin)
Tahun Pelajaran 2015/2016



Disusun Oleh:
Nama        : Siska Aprillia
NIS           : 14040


YAYASAN MUTIARA MULYA 5758
SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN MULYA HUSADA PURWOKERTO
Jl. Baturraden Timur No. 57 Karangcegak sumbang
Telp. (0281) 644 5210 Hp. 085 100 638 954




BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Teknik relaksasi nafas dalam adalah suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan.Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer dan Bare, 2002).
Teknik relaksasi nafas dalam adalah pernapasan abdomen dengan frekuensi lambat atau perlahan, berirama, dan nyaman yang dilakukan dengan memejamkan mata (Brunner dan Suddart 2002).

Teknik relaksasi nafas dalam adalah metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang mengalami nyeri kronis. Relaksasi sempurna dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri. (Ns.Eni Kusyati,S,Kep,Dkk hal 198, 2006).

     Manfaat teknik relaksasi nafas dalam bagi pasien yaitu ketentraman hati, berkurangnya rasa cemas, ketegangan jiwa menjadi rendah, detak jantung lebih rendah, mengurangi tekanan darah, ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit, tidur lelap, kesehatan mental menjadi lebih baik, daya ingat lebih baik, meningkatkan daya berpikir logis, meningkatkan kreativitas,  meningkatkan keyakinan, serta meningkatkan daya kemauan.
     Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan di Ruang Arimbi Rumah Sakit Tk III 04.06.01 Wijayakusuma Purwokerto terdapat beberapa pasien yang dilatih teknik relaksasi nafas dalam oleh perawat saat tindakan pemberian obat intra vena untuk mengurangi nyeri. Oleh karena itu saya mengambil judul teknik relaksasi nafas dalam karena saya ingin memahami teknik nafas dalam dengan benar dan bisa menerapkan sesuai SOP di lapangan.

B.   Tujuan
1.      Tujuan umum
Mampu mengetahui SOP Teknik Relaksasi Nafas Dalam
2.      Tujuan khusus
a.       Mengetahui pengertian teknik nafas dalam
b.      Mengetahui mekanisme pernafasan
c.       Mengetahui tujuan melatih teknik nafas dalam
d.      Mengetahui anatomi fisiologi yang berhubungan dengan melatih teknik nafas dalam
e.       Melakukan teknik nafas dalam sesuai dengan SOP
f.       Mengetahui indikasi dan kontraindikasi tindakan teknik nafas dalam
           
C.   Manfaat
1.      Manfaat bagi penulis
Karya tulis diharapkan dapat menambah wawasan mengenai tindakan teknik nafas dalam dan mengaplikasikannnya sesuai dengan SOP
2.      Manfaat bagi rumah sakit  
Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi rumah sakit khususnya bagi perawat, agar dapat menerapkan  tindakan teknik relaksasi nafas dalam sesuai dengan SOP dan indikasi pada pasien yang membutuhkan tindakan teknik relaksasi nafas dalam
3.      Manfaat bagi institusi pendidikan
      Karya tulis ini diharapkan dapat sebagai bahan informasi dan pembanding bagi karya tulis selanjutnya terutama yang difokuskan pada tindakan teknik relaksasi nafas dalam
D.   Waktu dan Tempat
1.      Tanggal     : 23 Desember 2015 - 25 Desember 2015
2.      Tempat      : Rumah Sakit Tk III 04.06.01 Wijayakusuma Purwokerto
3.      Ruang        : Arimbi

BAB II
PROFIL RUMAH SAKIT

A.    Sejarah
                             Pada tanggal 14 Desember 1945 Panglima Devisi V Kolonel Sudirman dilantik sebagai panglima Besar dengan pangkat Letnan Jendral, dan diangkatnya bapak Sudirman menjadi Panglima Besar, maka kedudukan panglima Devisi V diserah teimakan kepada Mayor Jendral Abdul Kadir. Pada tanggal 23 Maret 1946, devisi TKR (berada berdasarkan makmulat pemerintah No.2 tahun 1946) untuk jawa dan madura diubah menjadi Devisi VII. Untuk Karesidenan Banyumas menjadi Devisi II “ Sunan Gunung Jati “. Devisi II “Sunan Gunung Jati” ini meliputi daerah cirebon,Tasikmalaya dan Banyumas dibawah pimpinan Mayor Jenderal Abdul Kadir berkedudukan di Cirebon yan selanjutnya diserah terimakan kepada Jenderal Gatot soebroto . Sedangkan sebagai Kepala Kesehatan Devisi II “Sunan Gunung Jati” masuk susunan Devisi D.M / G – M dengan Panglima Bambang S.
                 Pada tanggal 27 Desember 1949,Devisi II “ Sunan Gunung Jati” menerima penyerahan rumah sakit Belanda di Banyumas yang sekarang menjadi Rumah Sakit Banyumas. Rumah Sakit Banyumas saat itu dibagi menjadi : Sebagian (sebelah selatan ) dipergunakan untuk Rumah sakit Tentara dengan sebutan RST Brigade 8 / III (“Sunan Gunung Jati”) ini terjadi setelah peran kemerdekaan II.
                  Pada tanggal 20 September 1950 sesuai dengan pergantian nama Brigade 8 / III menjadi sub Terr / Brigade “N” Yudegoro,kesehata Brigade 8 / III menyesuaikan diri menjadi DET SUB TERR / BRIGADE “N”  YUDONEGORO, sedangkan pimpinan masih Mayor dr. Sutrisno W dengan membawahi 3 pleton kesehatan.
            Tanggal 9 febuari 1953 Sur Terr I / Brigade “N”  Yudonegoro diubah menadi Residen Infantri 12 / ST / XII, maka nama Kesehatan STI / Brigade berubah menjadi Detasemen Kesehatan Tentara atau DKT Resimen 12 / ST . XII .DKT Resimen I yang membawahi 7 Danton kesehatan dan TPT ( Tempat Perawatan Tentara).TPT II Banumas dibawah pimpinan Letda Sukardi yang ada pada tahu 1964 mejadi Rumkit III / 711 dan TPT II di Tegal dibawah pimpinan Letda Suhartono yang pada awal tahun 1964 sebagai Kepala Kesehatan Rem 071 dijabat oleh Mayor dr.Rustombi medapat tugas operasi ke Sulawesi dan Irian Jaya, maka pimpinan Kesehatan 711 dijabat oleh Lettu dr.Setot sebagai PS.Kekesrem merangkap Karumkit III / 711.
                 Tanggal 1 April 1967 Rumkit III / 711 dipindah ke lempang Purwokerto menempati bekas Batalyon 402 yang waktu itu kosong dengan nama Rumah sakit III / 711 Wijayakusuma berdasarkan surat perintah 071 Nomor : Sprin / 106 / III /1967.
Pada tanggal 23 Mei 1975 , Karumkit III / 711 Letkol CDM dr. Sentot D Wardoyo menjabat sebagai kakesdam XIV / Hasanudin.Selanutnya aatan Karumkit diserahkan kepada Mayor Cdm dr. Avhmad Santoso.Tahun 1977 Karumki III / 711 Mayor Jenderal Cdm dr. Achmad Santoso menaat komandan Denkesyah 071 yang selanjutnya jabatan Kepala Rumah Sakit diserahterimakan kepada Mayor Cdm Dr. Hoedojo KS. Tahun 1981 , Komandan Denkes 071 yaitu Letkol Cdm dr.Achmad Santos mengikuti Spesialis Bedah di RSPAD Jakarta , maka Mayor Cdm Dr. Hoedojo KS dijadikan Dandenkes 071 dan sebagai Karumkit III/ 711 diserahterimakan kepada Mayor Cdm dr. Zaenuri K (Tahun 1982 Mayor Cdm dr. Hoedojo KS , sebagai palakhar Rumah Sakit III / 711.
                 Pada tahun 1983 Letkol Cdm dr. Hoedojo KS meninggal dunia dan kemudian digantikan oleh Letkol Ckm dr. Arifin Fanaro , Sp.OG sedangkan seagai komandan Denkesyah 071 adalah Letkol Ckm dr. Bambang Adyaksa.
                 Tanggal 1 Febuari 1986 berdasarkan surat keputusan Kasad Nomor : Skep /X/1985 tanggal 28 Oktober 1985 dan berdasarkan surat Perintah Kepala Kesdam IV /Diponegoro Nomor : Sprin 024 / II / 1986, nama rumah sakit III / 711 diganti menadi Rumkit Tk III 04.06.01 saat itu dijabat oleh Mayor Ckm dr.Sumadi HD. Sedangkan sebagai Komandan Denkesyah 04.04.01 Letkol Ckm dr. Bambang Adyasa.
                 Dengan meninggalnya Letkol Ckm dr.Arifin Fanaro,Sp.OG , maka pejabat baru kepala Rumah Sakit Tk III 04.06.01 digantikan oleh Letkol Ckm dr. Haryo merangkap Komandan Denkesyah 04.04.01 karena Letkol Ckm dr. Bambang Adyasa pensiun.Dan sebagai Wakil Kepala Rumah Sakit adalah Mayor Ckm (K) dr.Ngadinem.Tahun 1991 Mayor Ckm (K) dr. Ngadinem.Karumkit Tk III 04.06.01 Purwokerto, dengan surat perintah Kakesdam IV / Diponegoro Nomor : Sprin / 242 /VIII / 1991 tanggal 10 Agustus 1991.Selanjutnya melaksanakan jabatan penuh sebagai Karumkit Tk III 04.06.01 TMT 1 juni 1991 . Sedangkan sebagai Wakil Kpala Rumah Sakit adalah Mayor Ckm dr. Harsono, Sp.PD.
                 Dasar surat Perintah Kakesdam IV / Diponegoro Nomor : Sprin / 228 /1999 tanggal 1 Agustus 1999 jabat Karumkit Tk 04.06.01 Wijayakusuma (RSWK) Purwokerto dijabat oleh Letkol Ckm dr. Bambang Prayoga, Sp.B NRP.30185 yang semula menjabat sebagai Pamen Kostrad sedangkan Letkol Ckm (K) dr .Ngadinem NRP 31430.Dengan sertifikat Akraditasi Rumah Sakit No.YM 01.06.2.2.3006 yang dikeluarkan oleh Depkes RI tanggal 3 Nopember 2000 , maka RSWK sejak  3 Nopember 2000 s.d. 3 Nopember 200 dinyatakan terakreditasi penuh tingkat dasar.
Tahun 2003 Kepala Rumah Sakit Tk III 04.06.01 Wijayakusuma dijabat oleh Letkol Ckm drg.Lasmoro Prijo Soerarso , sedangakan Letkol Ckm dr. Bambang Prayoga , Sp.B menjabat sebagai Dandenkesyah 04.04.01.
                 Tahun 2004 Ltekol Ckm drg. Lasmoro Prijo Soerarso pindah tugas , maka pejabat baru Kepala Rumah Sakit Tk III 04.06.01 digantikan oleh Letkol Ckm dr.Bambang Pramoto Sulistyanto NRP . 31444 merangkap Komandan Dankesyah 04.04.01 karena Letkol Ckm dr. Bambang Prayoga, Sp.B melaksanakan tugas sebagai Pa. Ahli Kedokteran Ditkesad sampai pensiun dengan pangkat Kolonel Ckm. Dan sebagai wakil Kepala Rumah Sakit adalah Mayor Ckm dr.Basuki Triantoro , Sp.An NRP . 33894.
                 Tahun 2005 Letkol Ckm dr. Bambang Pramoto Sulistyanto NRP. 31444 yang semula merangkap sebagai PJS Karumkit Tk III 04.06.01 Purwokerto, dengan surat Perintah Kakesdam IV/  Diponegoro Nomor : Sprin / 148 / IV / 2005 tanggal 29 April 2005 . Selanjutnya jabatan Kepala Rumah Sakit diserahterimakan kepada Letkol Ckm dr. Basuki Triantoro , Sp.An NRP . 33894 TMT 1 Maret 2005. Sedangkan sebagai Wakil Kepala Rumah Sakit adalah Mayor  Ckm dr. Anjar Budi Astoro, Sp.PD NRP . 32095.
                 Tahun 2007 Mayor Ckm dr.Anjar Budi Astoro,SP.PD NRP.32095 yang semula menjabat Wakil Kepala Rumkit Tk III 04.06.01 Purwokerto, berdasarkan SK nomor : Kep / 79 / VIII /2007 tanggal 20 agustus 2007 menjadi Kepala Rumkit Tk III 04.06.01/ Wk.Terhitung mulai tanggal 1 April 2008 , pangkat Kepala Rumkit Tk III 04.06.01 Purwokerto semula Mayor menjadi Letnan Kolonel.Selanjutnya berdasarkan Surat Perintah nomor : sprin / 12 / I / 2008 tanggal 26 januari 2008 jabatan wakil kepala Rumkit Tk III 04.06.01 / WK adalah dr. Yudi Harjo W , MMR NRP 32507.TMT 1 September 2007 . Pada bulan juni 2008 dr. Yudi Hardjo W,MMR,pindah tugas ke Rumkit Tk II 04.05.01 dr.Soedjono Magelang.Saat ini jabatan Waka Rumkit Tk III 04.06.01 Wijayakusuma adalah dr.Nursuandy Indra Djaya Sp.OT Mayor Ckm NRP 11970008781069 TMT 1 September 2012 – sekarang.TMT 1 Agustus 2010 – 31 Mei 2013 , Kepala Rumkit Tk III 04.06.01 Purwokerto dijabat oleh Letkol Ckm dr.Khairulsyah , MARS. Kemudian TMT 1 juni 2013 – sekarang , Kepala Rumkit Tk III 04.06.01 Purwokerto dijabat oleh Letkol Ckm dr.Daris Hidayat,Sp.An.

                 Pejabat-pejabat yang pernah menduduki sebagai Kepala Rumah Sakit TK III 04.06.01 Wijayakusuma :
TA 1964-1975                  : Mayor Cdm dr. Sentot D.      Wardoyo
TA 1975-1977                  : Mayor Cdm dr. Ahmad Santoso, Sp.B
TA 1977-1981                  : Mayor Cdm dr. Hudoyo KS
TA 1981-1982                  : Mayor Cdm dr. Zaenuri K
TA  1982-1985                 : Mayor Cdm dr. Hudoyo KS
TA 1985-1988                  : Letkol Ckm dr. Arifin Fanaro
TA 1988-1990                  : Letkol Ckm dr. Haryo
TA 1990-1999                  : Letkol Ckm dr. Ngadinem
TA 1999-2003                  : Letkol Ckm dr. Bambang Prayoga, Sp.B
TA 2003-2004                  : Mayor Ckm drg. Lasmono Prijo Soerarso
TA 2004-2005                  : Letkol Ckm dr. Bambang Pratomo S
TA 2005-2007                  : Letkol Ckm dr. Basuki Triantoro, Sp.An
TA 2007-2010                  : Letkol Ckm dr. Anjar Budi Astoro, Sp PD
TA 2010-2013                  : Letkol Ckm dr. Khairulsyah, MARS
21 Agustus 2013-sekarang           : Letkol Ckm dr. Daris Hidayat, Sp.An

B.     Gambaran Umum
1.      Bangunan    
Merupakan bangunan ex. Yonif 450 yang mulai digunakan sejak tahun 1958 dan menjadi Rumah Sakit  sejak tahun 1967.  Sebelum tahun 1987 Rumkit hanya menempati  sebagian  dari  yang  sekarang  ini  dan  sesuai  ST Pangdam   IV / Diponegoro   Nomor :  B / 1557 / XII / 1986  menjadi   seluas  sekarang. ( Sertifikat  hak  pakai  nomor 00011, NIB  : 11.27.74.01.0174 ).
Kondisi Rumkit Tingkat III 04.06.01 Wijayakusuma saat ini :
a.         Luas tanah                                    :  36.995 m2
b.        Luas bangunan                             :  10.959 m2
c.         Panjang jalan dalam Rumkit        :  910 m dengan lebar   4 m
d.        Listrik dari PLN  tegangan  220  Volt 
e.         Air bersih.  Bersumber dari air PDAM.
2.      Letak Rumah Sakit.
a.        Sebelah Utara       : Lapangan Golf Wijayakusuma.
b.        Sebelah Timur      : Lapangan Golf Wijayakusuma.
c.        Sebelah Selatan    : Perumahan Korem 071/Wk
d.       Sebelah Barat       : Perum Limas Agung
3.      Tugas Pokok  
Rumah Sakit TK III 04.06.01 Wijayakusuma Purwokerto melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan kepada Prajurit TNI, PNS – TNI beserta keluarganya di wilayah Korem 071 / WK dalam rangka mendukung tugas pokok Korem 071 / Wk.  Adapun pelayanan kesehatan yang diberikan kepada :
a.        Kesatuan TNI-AD yang berada di wilayah Korem 071/Wijayakusuma
b.        Kesatuan TNI-AL dari Lanal Cilacap
c.        Kesatuan TNI-AU dari Lanud Wirasaba I dan
       Satuan Radar    Wirasaba II

d.       Anggota TNI lainnya yang sedang berada di wilayah
       Korem 071/Wk dan memerlukan pelayanan kesehatan.
e.        Purnawirawan/Worokawuri dan keluarganya yang berada
       di wilayah Korem 071/WK.
f.         Masyarakat Umum yang berada di Purwokerto dan sekitarnya.
g.        Ikut di dalam memberikan dukungan kesehatan dalam
       rangka Pam VVIP,TMMD, Bakti Sosial Kesehatan, Safari  KB dll.
4.      Visi, Misi dan Motto
     a. Visi    :   Rumah Sakit Wijayakusuma menjadi Kebanggaan setiap Prajurit dan senantiasa mengutamakan Keselamatan Pasien ”.
b. Misi   :   Memberikan pelayanan kesehatan yang  bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan prajurit dan masyarakat serta senantiasa mengutamakan keselamatan pasien.
c. Motto :  Senyum,Sapa,Sentuh,Selamat (4S)
5.      Struktur Organisasi Rumah Sakit Wijayakusuma Purwokerto
                                    Susunan organisasi di Rumkit Tk III 04.0601/Wijayakusuma berdasarkan Peraturan Kasad Nomor : Perkasad/16/III/2008 tanggal 28 Maret 2008 dengan bagan struktur organisasi (terlampir).






C.   Fasilitas Pelayanan Kesehatan
a.       Pelayanan Rawat Jalan :
1)        IGD
a)    Alur Pelayanan



 




















                        Keterangan:
                                                Pasien baru datang melalui IGD mendapatkan pelayanan selama kurang lebih 1 jam untuk dilakukan pengkajian supaya mengetahui diagnosanya , setelah selesai melakukan pengkajian , dan diketahui diagnosanya pasien diberikan tindakan & therapi terlebih dahulu di IGD setelah itu , jika pasien memerlukan perawatan inap, keluarga mendaftar di TPPRI untuk memesan bangsal sesuai dengan diagnosanya apakan penyakit dalam atau bedah, namun jika pasien tidak memerlukan perawatan inap, pasien yang mendapat perawatan jalan dan dapat dipulangkan , jika pasien memerlukan rencana tindakan selanjutnya baik bedah maupun dalam, pasien dilakukan pengecekan laboraturium maupun radiologi ( setelah menandatangani inform concent) jika diperlukan sebelum dilakukan tindakan selanjutnya.

b)   . Dokter Jaga IGD
No
Nama
Ket
1
dr. Siaga Hartati
Dokter  Umum
2
dr. Dwi Budhi Susanto
Dokter  Umum
3
dr. Daniel Edwin Tanoko
Dokter  Umum
4
dr. Muhammad Rizki Yuwana
Dokter  Umum
5
dr. Yosefin Ratnaningtias
Dokter  Umum
6
dr. Agnes Claudia
Dokter  Umum

2)                  Poliklinik Umum.
3)                  Poliklinik Penyakit Dalam.
4)                  Poliklinik Mata dan THT
5)                  Poliklinik Syaraf
6)                  Poliklinik kebidanan dan kandungan
7)                  Poliklinik Kulit Kelamin
8)                  Poliklinik Anak
9)                  Poliklinik Gigi dan Mulut
10)              Poliklinik Fisioterapi/Rehab Medik
11)              Poliklinik Bedah Umum
12)              Poliklinik Paru
13)              Poliklinik Jantung
14)              Poliklinik Gizi
15)              Poliklinik Bedah Orthopaedi
b.    Pelayanan Rawat Inap
                        Bangsal perawatan ada 11 lokal yaitu  :
a)        Bangsal bedah pria                                               : 20      TT.
b)        Bangsal bedah wanita & anak                              : 20      TT.
c)        Bangsal Penyakit Dalam Pria                               : 28      TT.
d)       Bangsal Penyakit Dalam Wanita                          : 20      TT.
e)        Bangsal Anak                                                       : 10      TT.
f)         Bangsal Kebidanan dan  Peny. Kandungan        : 16      TT.
g)        Kelas Utama                                                         : 12      TT.
h)        Pavilliun Abimanyu                                              :   8      TT.
i)          Pavilliun Bima                                                      :   5      TT.
j)     Pavilliun kresna                                                       :   4      TT
k)   ICU                                                                         :   7      TT.
 Jumlah                                                                      : 150      TT.
c.     Pelayanan Penunjang
a)        Pelayanan Penunjang Klinik
1)    Radiologi
2)    Laboratorium
3)    Farmasi atau Apotik
4)    Rekam Medik
b)        Pelayanan Penunjang Non Klinik
1)    Pelayanan gizi atau Jasa Boga atau Dapur
2)    Laundry atau Linen
3)    Pelayanan Pemeliharaan Sarana atau Harbang
4)    Pengelolahan Limbah
5)    Gudang
6)    Ambulance dan pemulasaran jenazah.

D.    Total karyawan
 Total karyawan di Rumah Sakit Wijayakusuma :
No
Kualifikasi
Organik
Tamu
TS
Jumlah
MIL
PNS
1.
Tenaga Medis
5
5
37
-
47
2.
Tenaga Keperawatan
25
46
-
98
169
3.
Tenaga Kefarmasian
-
4
-
3
7
4.
Tenaga Kesehatan Masyarakat
-
1
-
1
2
5.
Tenaga Gizi
-
2
-
-
2
6.
Tenaga Keterampilan Fisik
2
-
-
1
3
7.
Tenaga Keteknisan Medis
2
4
-
7
13
8.
Tenaga Non Kesehatan
11
49
-
126
186

Jumlah
45
111
37
236
429









1.    Daftar Dokter/Dokter Spesialis ( Tenaga Tetap dan Tidak Tetap )
a.    Dokter Organik
No
Nama
Pangkat/NRP
Keterangan
1.

drg. Dwi Nugroho

Letkol Ckm
1493006173046
Dokter gigi

2.

dr. Daris Hidayat, Sp.An

Letkol Ckm
11950011000468
Dokter Spesialis Anasthesi

3.

dr. Puji Tri Harsono, Sp.OG

Letkol Ckm
32993
Dokter Spesialis Obsgyn

4.

dr. Esthi Wijayanti

Mayor Ckm (K)
1920010141263
Dokter Umum

5.

dr. Nursuandy Indra D,Sp.OT
Mayor Ckm
11970008781069
Dokter Spesialis Orthopedi

6.

dr. Haris Dwi Indrianto

Mayor Ckm
1920047781066
Dokter Umum

7.

dr. Tangguh Budi Prasetyo

PNS III/d
197110022001121001
Dokter Umum

8.

dr. Joko Susilo,Sp.P

PNS III/c
197005202001121005
Dokter Spesialis Paru

9.

dr. Slamet Suprihadi

PNS III/c
197106042007121001
Dokter Umum

10.

drg. Laeli Rahmawati
PNS III/c
197704162007122001
Dokter Umum

b.          Dokter Tamu
No
Nama
Keterangan
1.
drg. Agung Siswanto,Sp.KGA
Spesialis Kesehatan Gigi Anak
2.
dr. H.A Santosa, Sp.B, FinaCS
Dokter Spesialis Bedah
3.
dr. Ngadinem
Dokter Umum
4.
dr. Bambang p, Sp.B,FinaCS
Dokter Spesialis Bedah
5.
dr. Harsono M, Sp.PD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
6.
dr. Bambang Sudiratmo, Sp. THT
Dokter Spesialis THT
7.
dr. Diding MS, Sp.An
Dokter Spesialis Anastesi
8.
dr. Noor Sudarmidjah, Sp.S
Dokter Spesialis Syaraf
9.
dr. Ardi Suwarno, Sp Rad
Dokter Spesialis Radiologi
10.
dr. Suhendro, Sp.Fis
Dokter Spesialis Fisioteraphi
11.
dr. Hadi Setyo S, Sp.OG
Dokter Spesialis Obsgyn
12.
dr. Syarif Djatie, Sp.M
Dokter Spesialis Mata
13.
dr. Hardjono, Sp.OG
Dokter Spesialis Obsgyn
14.
dr. Primartono, Sp.THT
Dokter Spesialis THT
15.
dr. Amelia BR, Sp.KK
Dokter Spesialis Kulit & Kelamin
16.
dr. Widyana Grehastuti, Sp.OG
Dokter Spesialis Obsgyn
17.
dr. Muhamad Rifqy Setyanto,Sp.M
Dokter Spesialis Mata
18.
dr. Lopo Trianto, Sp.BO
Dokter Spesialis Bedah Onkologi
19.
dr. VM Wahyu Siswandari, Sp.PK
Dokter Spesialis Patologi Klinik
20.
dr. Yasyid, Sp.OT
Dokter Spesialis Ortopedi
21.
dr. Ariadne Tiara Hapsari, Msi Med Sp.A
Dokter Spesialis Anak

22.
dr. Teguh Anamani, Sp.M
Dokter Spesialis Mata
23.
dr. Siti Farida S, Sp.S
Dokter Spesialis Syaraf
24.
dr. Yulia Fitriani, Sp.M
Dokter Spesialis Mata
25.
dr. Irianta Dwi Poedja Saputra, Dr.PD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
26.
dr. Mohammad Yusuf S, Sp.JP.FIHA
Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah
27.
dr. Ma’mun, Sp.PD
Dokter Spesialis Dalam
28.
dr. Tarqib, Sp.BS
Dokter Spesialis Bedah Syaraf
29.
dr. Haidar Alatas, Sp.PD (K) GH
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
30.
dr. Novita Herowati, MM, Sp.BA
Dokter Spesialis Bedah Anak
31.
dr. Rahmawati, Sp.Rad
Dokter Spesialis Radiologi























BAB III
LANDASAN TEORI
A.       Pengertian
Teknik relaksasi nafas dalam adalah suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan.Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002).
Teknik relaksasi nafas dalam adalah pernapasan abdomen dengan frekuensi lambat atau perlahan, berirama, dan nyaman yang dilakukan dengan memejamkan mata (Brunner & Suddart, 2002).

Teknik relaksasi nafas dalam adalah metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang mengalami nyeri kronis. Relaksasi sempurna dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri. (Eni Kusyati, 2006)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa relaksasi merupakan metode efektif untuk   menurunkan nyeri yang merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan dengan mekanismenya yang menghentikan siklus nyeri.




B.       Anatomi Fisiologi Sistem Respirasi
a.     Hidung
                 Hidung merupakan organ pernapasan yang menghubungkan dengan udara luar. Hidung ditopang oleh tulang nasal (tulang keras) dan bagian atas merupakan tulang rawan. Bagian tulang rawan masih dapat ditumbuhkan/ditambahkan sehingga ukuran hidung berubah bentuk/panjang (mancung). Terdapat dua rongga hidung, kanan-kiri, yang dipisahkan oleh septum nasalis (tulang rawan). Terdapat tiga tonjolan di dalam rongga hidup (konka superior, konka intermediet, dan konka inferior) yang dipenuhi kapiler darah. Panas yang dibawa oleh kapiler darah ini akan menghangatkan udara melalui celah-celah tonjolan ini. Udara yang panas ini akan membantu “membakar” mikroba tertentu yang terbawa udara. Rongga hidung ditumbuhi rambut-rambut yang berperan untuk menyaring udara yang masuk. Sel-sel goblet dan sel epitel bersilia di pangkal rongga hidung mensekresikan lendir atau mukus yang membantu melembabkan udara yang masuk dan menangkap kotoran yang tersaring. Lendir/mukus ini juga membantu sel-sel pembau (olfactory cell) pada rongga hidung untuk mendeteksi bau dari partikel kimia yang terjerat di dalam lendir. Infeksi bakteri atau virus tertentu menyebabkan peradangan pada rongga hidung, membuat rongga hidung tersumbat. Rongga hidung memastikan kualitas udara yang masuk ke dalam tubuh adalah udara yang baik dengan cara:
1.        Menyaring kotoran (dengan rambut-rambut hidung)
2.        Menghangatkan udara (difusi panas yang dibawa oleh kapiler  pembuluh darah di dinding rongga hidung)
3.        Melembabkan udara (oleh lendir)

b.    Faring ( tekak )
 Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: http://www.kidnesia.com/var/gramedia/storage/images/media/images/anak-tekak-faring/947092-1-ind-ID/Anak-Tekak-Faring_medium.jpg
            Merupakan saluran pendek, pertemuan antara rongga hidung dan rongga mulut. Udara akan dialirkan ke dalam laring









c.     Laring (pangkal tenggorokan)
Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: http://pembelajaranjigsawii.weebly.com/uploads/1/4/8/8/14888424/8053166.jpg?351
                                                Saluran pendek dipangkal trakea yang merupakan tempat dimana suara dihasilkan. Terdapat sepasang pita suara (selaput yang melintang) di dalam laring. Kerika udara dihembuskan keluar, udara akan melewati pita suara teersebut dan membuat otot-otot penyusun pita suara meregang. Meregangnya pita suara ini membuat pita suara bergetar dan menimbulkan bunyi/suara). Semakin tinggi daya regang semakin kuat getaran semakin kuat bunyi yang dihasilkan. Laring tersusun atas tulang-tulang rawan, diantaranya glotis, bagian yang terletak paling atas pada laring. Glotis memiliki selaput epiglotis yang akan melindungi saluran pernapasan dari makanan dan minuman yang masuk lewat rongga mulut. Ketika menelan makanan, glotis akan naik, membuat epiglotis turun menutupi trakea. Hal ini membuat makanan mengalir masuk ke dalam esofagus (saluran pencernaan).  Tersedak adalah suatu mekanisme menetralkan trakea dari makanan dan minuman yang salah masuk ke dalam trakea, ini terjadi ketika makan sambil berbicara. Glotis akan kembali turun, epiglotismembuka trakea, udara kembali masuk. Tulang tiroid berada di bagian inferior laring. Pada laki-laki  tulang tiroid ini menonjol ke depan, struktur yang disebut dengan jakun.

d.     Trakea (batang tenggorokan)
           Merupakan tabung sepanjang 12cm tersusun atas tumpukan 16-20 tulang rawan berbentuk “C” yang dihubungkan satu sama lain oleh ligamentum anulare (jaringan ikat). Trakea terletak di depan saluran esofagus, mengalami percabangan di bagian ujung menuju ke paru-paru. Dinding-dinding trakea tersusun atas sel epitel bersilia yang menghasilkan lendir. Lendir ini berfungsi untuk penyaringan lanjutan udara yang masuk, menjerat partikel-partikel debu, serbuk sari dan kontaminan lainnya. Sel silia berdenyut akan menggerakan mukus ini naik ke faring yang dapat ditelan atau dikeluarkan melalui rongga mulut. Hal ini bertujuan untuk membersihkan saluran pernapasaan.

e.     Bronkhus  (cabang Tenggorok)
            Merupakan percabangan utama dari trakea menuju paru-paru kanan (dextra) dan kiri (sinistra).  Bronkus dextra letaknya lebih besar, pendek, dan vertikal dibanding pada bronkus sinistra. Hal ini mengakibatkan paru-paru sebelah kanan  lebih sering terserang penyakit dibanding paru-paru kiri. Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditujukan dengan menyempitnya saluran bronkus akibat produksi lendir yang berlebihan. Secara umum, struktur bronkus sama dengan trakea, hanya berbeda diameternya saja.  Masing-masing bronkus akan mengadakan percabangan yang lebih kecil di bagian ujung disebut dengan bronkiolus. Pada bronkus dextra akan keluar tiga cabang bronkiolus, sedangkan pada bronkus sinistra membentuk dua percabangan bronkiolus. Perbedaan ini akan mempengaruhi struktur paru-paru kanan dan kiri. Bronkiolus-bronkiolus ini akan membentuk cabang-cabang yang lebih kecil lagi dan berujung dengan membentuk gelembung-gelembung udara (alveolus, jamak:alveoli).
f.     Pulmo (paru-paru)
            Terletak di rongga dada yang dibatasi oleh diafragma dengan rongga perut. Paru-paru  sebelah kanan berjumlah tiga gelambir sedangkan sebelah kiri berjumlah dua gelambir. Perbedaan jumlah ini terjadi karena pada bagian kiri terdapat jantung, yang pada masa perkembangananya terbentuk lebih dulu dibanding paru-paru. Sehingga pada paru-paru kiri hanya berkembang sampai dua gelambir. Paru-paru dibungkus oleh dua lapis membran pleura. Antara membran pleura terdapat cairan limfe yang melindungi dari gesekan ketika bernapas. Pleuritis adalah suatu kelainan yang terjadi pada selaput ini.
g.    Bronkhiolus
                 Bronkhus bercabang berkali-kali sampai jadi ranting kecil. Ranting bronkhus itu bercabang halus berbentuk bronkhiolus. Bronkhiolus bercabang lagi membentuk ranting, disebut bronkhiolus ujung. Bronkhiolus ujung ini berakhir pada bronkhiolus pernapasan.Tunica mucosa pada bagian ini memiliki epitel kubus yang tak bersilia.
                 Di bawah tunica adventitia tidak ada lagi keping tulang rawan. Lapisan ini mengandung mesothelium sebagai penerusan selaput dalam pleura.

h.    Bronkhiolus Pernapasan
            Ini adalah bagian ujung bronkhiolus, saluran pendek yang dilapisi sel epitel bersilia. Sel itu di pangkal bentuk batang, makin ke ujung makin rendah sehingga menjadi kubus dan siliapun hilang. Di bawah lapisan epitel ada serat kolagen bercampur serat elastis dan otot polos. Di sini tak ada lagi keping tulang rawan maupun kelenjar lendir. Lendir di sini dihasilkan oleh sel goblet yang hanya terdapat dibagian pangkal bronkhiolus. Sebagai gantinya ada sel Clara berbentuk benjolan yang menonjol ke lumen. Sel ini menggetahkan surfaktan untuk melumasi permukaan dalam saluran. Bronkhiolus pernapasan bercabang-cabang secara radial membentuk saluran alveoli.

i.      Saluran alveoli
                 Ini adalah saluran yang tipis dan dindingnya terputus-putus. Saluran ini bercabang-cabang, tiap cabang berujung pada kantung alveoli. Dinding saluran alveoli pada mulutnya kekantung alveoli dibina atas berkas serat elastis, kolagen dan otot polos.

j.      Kantung alveoli dan alveolus
            Kantung alveoli berpangkal pada saluran alveoli. Tiap kantung memiliki dua atau lebih alveoli. Alvelus adalah unit terkecil paru-paru, berupa gembungan bentuk polihedral, terbuka pada satu sisi, yaitu muara ke kantung alveoli. Dindingnya terdiri dari selapis sel epitel gepeng yang tipis sekali. Dinding alveolus dililit pembuluh kapiler yang bercabang-cabang dan yang beranastomosis. Di luar kapiler ada anyaman serat retikulosa dan elastis.
            Antara alveoli bersebelahan ada sekat. Sekat itu terdiri dari dua lapis sel apitel dari kedua sel epitel terdapat serat elastis, kolagen, kapiler, dan fibroblast.
            Epitel alveolus dibatasi dari endotel kapiler oleh lamina basalis yang tipis. Ada pula sel epitel yang berbentuk bundar atau kubus, berada pada dinding alveolus, disebut sel sekat atau sel alveolus besar.
            Diperkirakan sel ini mensekresikan lendir. Ia memiliki mikrovilli dan mebentuk kompleks pertautan dengan sel epitel alveolus yang gepeng dan yang lebih kecil. Sel alveolus gepeng itulah dengan endotel kapiler yang melilitnya yang membina membaran pernapasan.
                 Membran pernapasan berarti disusun atas : membran sel epitel alveolus, sitoplasma sel epitel elveolus, membran sel alveolus, lamina basalis, membarab sel endotel kapiler, sitoplasma sel endotel kapiler, membran sel endotel kapiler. Yang tujuh lapis ini sangat tipis. Karena itu kaluar-masuk gas pernapasan antara lumen alveolus dan lumen kapiler sangat mudah dan cepat.
                 Di dinding alveoli sering ditemukan fagosit atau makrofag. Karena lazimnya sel ini berisi butiran maka disebut dengan sel debu. Sel ini banyan di temukan pada perokok.

C.       Mekanisme Pernafasan
                 Berdasarkan proses inspirasi dan ekspirasi, mekanisme pernapasan dibagi atas pernapasan dada dan pernapasan perut.
1.    Pernapasan Dada
       Sistem pernapasan dada adalah sistem pernapasan yang terjadi akibat aktivitas kontraksi dan relaksasi otot antar tulang rusuk. Sistem pernafasan dada terdiri dari 2 tahap, yaitu:
a.         Tahap Inspirasi
     yaitu kondisi di mana otot antartulang rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk terangkat, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Hal ini mengakibatkan tekanan udara di dalam rongga dada lebih kecil dari tekanan atsmosfer sehingga udara yang kaya okan oksigen terhisap masuk kedalam paru-paru melalui saluran pernafasan.
b.        Tahap Ekspirasi
      tahap eskpirasi disebut juga fase relaksasi, yaitu kondisi dimana otot antara tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada kembali mengecil dan paru-paru mengempis. Kondidi ini menyebabkan tekanan rongga dada meningkat dan lebih tinggi dari tekanan atsmosfer sehingga udara dalam paru-paru mengalir keluar melalui saluran pernafasan.
Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjVhxgZcK26YbK-c5lWGl8PJjS-dmHZq91AwMDa0YmkfU6eG38ovCNgsk5nEj0RVi4beyuO3V81-1q1gGgFgvJFMDcf6IPCYQCbOQMbNfWUGpX3k3RvCZB3Vn4m_fBnIQY3-l4eVWTuUu-/s1600/mekanisme+pernapasan+dada.jpg 
2.    Sistem Pernafasan Perut
Sistem pernafasan perut adalah sistem pernafasan yang bergantung pada aktivitas diafragma. Pernafasan perut juga dibedakan menjadi 2 tahap, yaitu: 
a.         Tahap Inspirasi
 yaitu keadaan dimana otot diafragma berkontraksi, sehingga rongga dada membesar dan paru-paru mengembang, tekanan udara turun sehingga udara dari luar dapat masuk kedalam paru-paru melalu saluran pernafasan. 
b.        Tahap Ekspirasi
kondisi dimana otot diafragma berelaksasi dan otot dinding perut berkontraksi sehingga otot diaframa kembali ke posisi semula. Akibatnya rongga dada mengecil, paru-paru mengepis, tekanan udara dalam paru-paru meningkat sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida terhembus keluar melalui saluran pernafasan. 
Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: Description: https://arinazulfayunitayunus.files.wordpress.com/2012/05/1-53.jpg

D.       Tujuan Melatih Teknik Nafas Dalam
         Tujuan Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.

E.        SOP Melatih Teknik Nafas Dalam
(Terlampir)






BAB IV
TINDAKAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM
DI RUMAH SAKIT

Melatih teknik relaksasi nafas dalam biasa digunakan pada pasien yang mengalami nyeri kronis dan nyeri akut yang bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri sehingga pasien menjadi lebih tenang. Setelah saya melakukan observasi, perawat di rumah sakit Tk III 04.06.01 Wijayakusuma Purwokerto  melakuakan teknik relaksasi nafas dalam, terutama untuk pasien dengan indikasi teknik relaksasi nafas dalam (misalnya pasien yang mengalami nyeri).
         Perawat menginstruksikan pada pasien untuk menarik nafas dan menghembuskan sebelum perawat memberikan obat lewat injeksi. Caranya yaitu perawat menginstruksikan dan mencontohkan pada pasien prosedur teknik relaksasi nafas dalam, yaitu menarik nafas panjang lewat hidung kemudian menahannya selama 3 detik kemudian menghembuskan dengan pelan lewat mulut sebanyak 3 kali. Setelah pasien paham dengan instruksi yang perawat berikan, perawat meminta pasien untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam seperti yang perawat contohkan. Setelah selesai, perawat menanyakan perasaan pasien setelah dilatih teknik relaksasi nafas dalam. Setelah selesai perawat berpamitan pada pasien dan mencuci tangan.







BAB V
PEMBAHASAN

     Seperti pengamatan yang saya lakukan di Rumah Sakit Tk III 04.06.01 Wijayakusuma Purwokerto, perawat di ruang arimbi pernah melakukan teknik relaksasi nafas dalam terutama pada pasien dengan indikasi nyeri kronis.
     Tindakan teknik relaksasi nafas dalam yang perawat lakukan di ruang arimbi belum sesuai dengan SOP. Terutama  pada tahap pra interakasi yaitu perawat belum mengecek program terapi dan mencuci tangan, perawat hanya mengenakan sarung tangan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Tahap  orientasi, pada tahap ini perawat hanya melakukan tindakan memberikan salam dan menyapa nama pasien, padahal perawat harus  menjelaskan tujuan, prosedur pelaksanaan dan menanyakan persetujuan/kesiapan pasien dan tindakan perawat harus sesuai dengan SOP. Pada tahap kerja perawat hanya menginstruksikan dan mencontohkan pada pasien prosedur teknik relaksasi nafas dalam, yaitu menarik nafas panjang lewat hidung kemudian menahannya selama 3 detik kemudian menghembuskan dengan pelan lewat mulut sebanyak 3 kali. Setelah pasien paham dengan instruksi yang perawat berikan, perawat meminta pasien untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam seperti yang perawat contohkan.  perawat belum melakukan tindakan yang sesuai dengan SOP yaitu menjaga privacy pasien, mempersiapkan pasien, meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di abdomen, meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung pada punggung), meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot, dan Merapikan pasien, dan pada tahap terminasi perawat hanya melakukan tindakan  menanyakan perasaan pasien setelah dilatih teknik relaksasi nafas dalam. Setelah selesai melakukan tindakan perawat berpamitan pada pasien dan mencuci tangan. Pada tahap mencuci tangan perawat belum melakukan cara mencuci tangan dengan menggunakan prinsip 6 benar cuci tangan, perawat belum melepas aksesoris yang di gunakan, perawat juga tidak menutup keran dengan siku. Perawat belum melakukan evaluasi tindakan, dan mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan (dokumentasi).

BAB VI
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Teknik relaksasi nafas dalam adalah metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang mengalami nyeri kronis. Relaksasi sempurna dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri. (Ns.Eni Kusyati,S,Kep,Dkk hal 198, 2006)
Pentingnya nafas dalam bagi pasien yaitu untuk ketentraman hati, berkurangnya rasa cemas, ketegangan jiwa menjadi rendah, detak jantung lebih rendah, mengurangi tekanan darah, ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit, tidur lelap, kesehatan mental menjadi lebih baik, daya ingat lebih baik, meningkatkan daya berpikir logis, meningkatkan kreativitas, meningkatkan keyakinan, serta meningkatkan daya kemauan.
Setelah saya melakukan observasi, perawat di rumah sakit Tk III 04.06.01 Wijayakusuma Purwokerto melakukan teknik relaksasi nafas dalam, terutama untuk pasien dengan indikasi teknik relaksasi nafas dalam. Perawat di ruang arimbi RS Tk III 04.06.01 Wijayakusuma Purwokerto dalam melakukan tindakan teknik relaksasi nafas dalam belum sesuai dengan SOP disemua fase tindakan yaitu pada fase pra interakasi, orientasi, kerja, dan terminasi.

B.     Saran
a.     Bagi Penulis
                                    Demikian karya tulis tentang praktek teknik relaksasi nafas dalam di lapangan yang dapat penulis paparkan, tentunya saya sebagai penulis masih menyadari adanya banyak kekurangan yang terdapat pada karya tulis ini, karena terbatasnya pengetahuan dan  kurangnya referensi yang ada. Saya sebagai penulis berharap kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan karya tulis ini, dan juga kedepanya nanti bisa lebih baik lagi. Penulis berharap kepada pembaca khususnya bagi para perawat agar dapat mempraktekkan teknik relaksasi nafas dalam dengan  maksimal, dan sesuai prosedur yang ada.
Semoga karya tulis ini nantinya dapat bermanfaat bagi saya sendiri dan pembaca, khususnya bagi para perawat yang ada sebagai evaluiasi tindakan teknik relaksasi nafas dalam yang ada di lapangan, maupun sebagai acuan bahan materi bagi pembaca.

b.    Bagi Rumah Sakit
            Bagi pihak rumah sakit sebaiknya selalu mengadakan evaluasi terhadap tindakan yang di lakukan oleh perawat yang terkait dengan pasien terutama tindakan melatih teknik relaksasi nafas dalam sesuai dengan SOP, agar perawat  nantinya bisa memberikan pelayanan kepada pasien dengan lebih maksimal.
c.     Bagi institusi pendidikan
                   Bagi Instansi pendidikan di bidang kesehatan, khususnya SMK Mulya Husada sebaiknya lebih menekankan lagi pada praktek laboratorium tentang teknik relaksasi nafas dalam, agar nantinya para siswa bisa menggunakan  teknik relaksasi nafas dalam sesuai dengan SOP secara maksimal di lapangan tidak hanya mengerti sebatas teori namun dapat mempraktekanya seacara baik di lapangan sesuai dengan prosedur yang ada.


DAFTAR PUSTAKA
Evelyn, P. C. (1993). Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta : PT. Gramedia.
Kusyati,E.S,Kep,Dkk hal 198, (2006). Teknik relaksasi nafas dalam. http://soddis.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-pernafasan-atau respirasi.htm
Smeltzer, S.C., Bare, B.G. (1997). Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner &   Suddarth. Edisi 8. Jakarta : EGC


LAMPIRAN
Lampiran 1         :

                     Lampiran 2         :
SOP melatih teknik relaksasi nafas dalam
TINDAKAN
Melatih teknik relaksasi nafas dalam
TUJUAN
1.   Meningkatkan kapasitas paru
2.   Mencegah atelektasis
PETUGAS
Perawat
PROSEDUR
A.    Tahap PraInteraksi
1.     Mengecek program terapi
2.     Mencuci tangan
B.     Tahap Orientasi
1.     Memberikansalam dan    menyapa nama pasien
2.     Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3.     Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
C.     Tahap Kerja
1.      Menjaga privacy pasien
2.      Mempersiapkan pasien
3.      Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di abdomen
4.      Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam    melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
5.      Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung pada punggung)
6.      Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
7.      Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir seperti meniup).
8.      Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot
9.      Merapikan pasien
D.    Tahap Terminasi
1.      Melakukan evaluasi tindakan
2.      Berpamitan dengan klien
3.      Mencuci tangan
4.      Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan




maaf kalo karya tulis belum lengkap karena file saya hilang
hehheee





















 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar